Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengungkapkan dampak positif layanan BI-Fast terhadap sistem pembayaran di Indonesia. Sejak diluncurkan pada akhir 2021, BI-Fast memberikan efisiensi yang signifikan bagi masyarakat, dengan memungkinkan transaksi real-time tanpa henti.
Menurut Destry, infrastruktur sistem pembayaran ini beroperasi 24 jam setiap hari, sehingga mempermudah berbagai transaksi keuangan. Hal ini tentunya menjadi solusi tepat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang di era digital.
Dengan biaya transaksi yang jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya, BI-Fast menciptakan penghematan yang signifikan bagi pengguna. Sebagai contoh, biaya transaksi perbankan sebelum adanya BI-Fast mencapai Rp 6.500, namun kini pengguna hanya perlu membayar Rp 2.500.
Sejak mulai beroperasi, BI-Fast telah mencatatkan lebih dari 4,5 miliar transaksi, yang menunjukkan betapa diminatinya sistem ini oleh masyarakat. Keberhasilan ini menegaskan bahwa BI-Fast menjadi pilihan utama untuk transaksi cepat dan efisien.
Total penghematan yang dirasakan konsumen sejak 2021 mencapai Rp 18 triliun, sebuah angka yang sangat mengesankan. Bank Indonesia memproyeksikan jumlah transaksi melalui BI-Fast akan melonjak hingga 13 miliar pada tahun 2030.
Proyeksi ini membawa potensi penghematan yang lebih besar, diperkirakan mencapai Rp 22 triliun. Dengan demikian, BI-Fast tidak hanya membantu individu, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi negara.
Destry juga menekankan pentingnya penguatan kebijakan pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini mencakup berbagai inovasi dan kemudahan dalam sistem pembayaran yang ada.
Infrastruktur Baru untuk Pembayaran Efisien dan Modern
Pengenalan BI-Fast menjadi salah satu langkah strategis dalam modernisasi sistem pembayaran di Indonesia. Dengan hadirnya fasilitas ini, proses transaksi dapat dilakukan hanya dalam hitungan detik, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
BI-Fast berfungsi sebagai infrastruktur yang memungkinkan berbagai jenis transaksi, baik untuk individu maupun bisnis. Kecepatan dan efisiensi yang ditawarkannya semakin menarik perhatian berbagai kalangan, khususnya UMKM.
Salah satu fitur yang terintegrasi dalam BI-Fast adalah kemampuan untuk memfasilitasi pembayaran dalam jumlah besar dengan cepat. Hal ini sangat menguntungkan bagi pelaku usaha yang membutuhkan transaksi langsung dan aman.
Tidak hanya itu, BI-Fast juga berkontribusi dalam menurunkan biaya operasional bagi bank dan lembaga keuangan. Dengan sistem yang lebih efisien, biaya transaksi yang lebih rendah dapat langsung dirasakan oleh pengguna akhir.
Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, BI-Fast berpotensi menjadi bumerang bagi sistem pembayaran tradisional. Perubahan ini tentunya membutuhkan adaptasi dari semua pihak untuk memaksimalkan manfaat yang ditawarkan oleh sistem ini.
Peran QRIS dalam Mendorong Inklusi Keuangan
Dalam konteks pembayaran digital, QRIS menjadi salah satu inovasi yang sangat relevan. Diluncurkan pada 17 Agustus 2019, QRIS telah diadopsi secara luas oleh masyarakat dan pelaku usaha.
Dengan lebih dari 58,3 juta pengguna dan 41,2 juta merchant, QRIS terbukti mampu menjangkau berbagai kalangan, termasuk UMKM yang merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Angka ini membuktikan bahwa sistem pembayaran berbasis QR semakin digemari.
Destry menjelaskan bahwa 94% dari merchant yang terdaftar adalah UMKM. Ini menunjukkan betapa pentingnya QRIS dalam membantu usaha kecil untuk bertransaksi dengan mudah dan cepat, tanpa terbebani biaya tambahan.
Keberadaan QRIS juga berperan dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, QRIS mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan transaksi yang lebih mudah dan cepat.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang bertransaksi secara digital, sehingga dapat mempercepat adopsi sistem pembayaran modern. Inisiatif ini menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Mendorong Ekonomi Melalui Kebijakan Sisi Pembayaran yang Baik
Bank Indonesia sangat menyadari bahwa kebijakan pembayaran yang kuat adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini menjadi prioritas dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi.
Destry menekankan bahwa penguatan sistem pembayaran merupakan langkah penting untuk mendukung pelaku usaha. Dengan kebijakan yang tepat, ekosistem ekonomi akan berkembang dengan baik, mendukung keberlangsungan usaha dan penciptaan lapangan kerja.
Dalam melaksanakan kebijakan ini, BI bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mensosialisasikan dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Selain itu, kolaborasi dengan asosiasi pembayaran juga menjadi langkah strategis untuk mempromosikan sistem pembayaran yang lebih baik.
BI berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi tersebut menjadi bukti nyata komitmen untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh masyarakat.
Ke depan, BI diharapkan mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam perkembangan teknologi keuangan. Dengan demikian, sistem pembayaran di Indonesia akan semakin maju dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
